Anda pasti sudah pernah mendengar lagu / nyanyian singkat dengan gaya cengkok Sunda mengenai bulutangkis atau yang lebih keren dengan nama “Badminton” dengan syair seperti di bawah ini

Badminton di mana- mana

Di kampong jeung di kota……

Ya, begitulah sepenggal syair mengenai badminton, olahraga yang telah membudaya di seluruh wilayah nusantara. Dari wilayah si pelosok desa sekalipun pasti mengenal olahraga yang satu ini, apalagi yang tinggal di wilayah kota metropolitan pasti jauh lebih ngerti bahkan dilengkapi dengan alat-alat yang lebih modern dan bertempat di gedung.

Bandingkan dengan permainan badminton di kampong atau pelosok desa. Mereka hanya memanfaatkan tanah lapang seadanya bahkan tanpa net. Namun, mereka tetap senang dengan permainan badminton. Asalkan ada dua buah raket dan kok saj, olahraga ini dapat dimainkan. Biaya yang dikeluarkan pun sangat sedikit sehingga relative lebih murah bagi semua kalangan.

SIAPA SIH YANG GA’ KENAL AMA BADMINTON???

Hampir seluruh orang-orang di dunia mengetahui olahraga permainan badminton. Baik laki-laki dan perempuan yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua sekalipun pasti mengetahui olahraga permainan ini. Olahraga yang dapat membuat tubuh lebih sehat, melatih ketangkasan memukul bola, mengasah kecerdasan memberikan umpan kepada lawan dengan taktik jitu, melatih kekuatan tangan men-smash bola, dan melatih ketepatan langkah kaki mengejar bola, serta melatih kepribadian dengan sportifitas.

Tak heran, Indonesia merupakan salah satu negara yang seluruh masyarakatnya mengetahui betul permainan badminton ini. Bahkan, dari olahraga badmintonlah yang banyak menorehkan prestasi pada kejuaraan-kejuaraan dunia, sehingga nama Indonesia semakin dikenal di kalangan internasional. Salah seorang atlet bulutangkis tunggal putri yang terkenal yaitu Susi Susanti yang berhasil menyabet medali emas pertama dalam Barcelona tahun 1992 menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia pada saat itu. Ditambah lagi oleh Alan Budi Kusuma yang berhasil menyabet juara All England tahun 1992.

Selanjutnya, di Olympiade Sydney 2000 pasangan ganda putra Tony Gunawan dan Chandra Wijaya berhasil memperoleh medali emas. Disusul kemudian pada Olympiade Athena tahun 2004 oleh atlet bulutangkis tunggal putra yaitu Taufik Hidayat yang berhasil menyabet medali emas pula. Bahkan di tahun 2008 ini, pasangan ganda putra kembali menyabet medali emas dalam Olympiade Beijing 2008 oleh Markis Kido dan Hendra Setiawan.

Coba tanyakan kepada anak-anak yang menggemari olahraga bulutangkis, mereka pasti akan mengidolakan bahkan bercita-cita ingin menjadi atlet-atlet bulutangkis berprestasi seperti atlet-atlet yang disebutkan di atas. Ini menunjukkan bahwa betapa besar sekali pengaruh yang disebabkan dengan semakin banyaknya prestasi di bidang olahraga badminton yang memberi dampak positif bagi kemajuan bangsa kita.